Macam - macam routing protokol
Pengertian Protokol Routing (Routing Protocol)
Sebelum
membahas macam-macam protokol routing, ada baiknya anda tahu terlebih dahulu
apa yang dimaksud dengan protokol routing itu sendiri.
Protokol
routing atau yang juga sering disebut dengan routing protocol
adalah protokol dalam jaringan komputer yang digunakan untuk membroadcast dan mempelajari jaringan yang
terhubung serta sekaligus mempelajari rute (network path)
yang tersedia pada suatu jaringan. Dengan adanya protokol routing,
memungkinkan router-router yang
berbeda jenis dapat saling berhubungan dan bertukar informasi satu sama lain
serta router-router tersebut bisa menentukan route yang paling efisien untuk mencapai
tujuan.
Macam-Macam Protokol Routing (Routing Protocol)
Saya rasa anda sudah paham tentang apa itu protokol routing. Selanjutnya
kita akan bahas mengenai macam-macam protokol routing. Protokol routing atau
routing protocol saat ini ada 6 yang umum
digunakan yaitu :
1. 1. RIP (Routing Information Protocol)
RIP adalah protokol routing yang memberikan
informasi routing table berdasarkan router yang terhubung secara langsung.
Selanjutnya, router akan memberikan informasi ke router selanjutnya yang
terhubung langsung dengan router tersebut. Adapun informasi yang diberikan
dalam protokol RIP adalah: host, network, subnet, dan route default.
Protokol ini menggunakan algoritma “distance vector”.
Metric yang dilakukan pada protokol ini berdasarkan hop count untuk pemilihan
jalur terbaik. Jika hop count lebih
dari 15, maka paket datagram akan dibuang dan tidak diteruskan. Update routing
table pada protokol ini akan dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.
Macam-macam routing protokol RIP ini terbagi menjadi dua
bagian, yaitu:
- RIPv1 (RIP versi 1)
- RIPv2 (RIP versi 2)
- mendukung routing class-full dan class-less
- info subnet dimasukkan dalam data perbaikan routing
- mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
- ada fitur perbaikan routing multicast
Secara umum, RIPv2 tidak berbeda jauh dengan RIPv1.
Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang diberikan antar router. Pada
RIPv2, informasi yang dipertukarkan terdapat autentifikasi. Persamaan RIPv2
lainnya dengan RIPv1, yaitu:
- Distance Vector Routing Protocol
- Metric berupa hop count
- Max hop count adalah 15
- Menggunakan port 520
- Menjalankan auto summary secara default
Sedangkan perbedaan RIPv2 dengan RIPv1 sebagai
berikut:
- RIPv2
bersifat class-less routing protocol, yang artinya RIPv2 menyertakan field SM dalam paket update yang
dikirimkan sehingga RIPv2 dapat mendukung VLSM & CIDR
- Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2
- Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9
- Auto Summary dapat dinonaktifkan
- Mendukung fungsi keamanan berupa authentication, yang dapat
mencegah routing update dikirim / diterima dari sumber yang tidak
terpercaya
Apa saja kelebihan dari protokol RIP? Berikut ini
diantaranya:
- Menggunakan metode “Triggered Update”.
- Memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali
memberikan informasi routing.
- Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara waktu pada timer
belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena
dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
- Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil
yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link
pada jaringan.
Sedangkan, berikut ini adalah kekurangan dari RIP:
- Jumlah host yang terbatas.
- Ketika
pertama kali dijalankan, RIP hanya mengetahui cara routing ke dirinya
sendiri (informasi lokal / localhost) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.
2. 2. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
IGRP adalah sebuah routing protocol yang
dikembangkan oleh Cisco Systems Inc. pada pertengahan tahun 1980-an.
Tujuan penciptaan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk
routing dalam sistem otonomi. IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi default
dari protokolnya sendiri adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis
menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah interkoneksi
(Composite Metric, yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability).
Protokol ini menggunakan algoritma “distance vector”. Update routing pada
protokol ini dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
Pada IGRP, routing dilakukan secara matematik
berdasarkan jarak. Oleh karena itu, sistem IGRP sudah mempertimbangkan beberapa
hal sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang
harus diperhatikan tersebut adalah: load, delay, bandwitdh, realibility. Karena
protocol ini diciptakan oleh Cisco, maka di dalam kumpulan perintah dasar Cisco terdapat perintah untuk mengatur
protokol ini.
Kelebihan :
· Mendukung VLSM
dan CIDR
·
Memiliki hop
count maksimal 224
·
Proses convergence yang cepat
·
Memiliki
jangkuan network yang lebih luas dari RIP
· Mampu menonaktifkan auto-summary route
Mendukung sampai 255 hop count
Kekurangan :
·
Merupakan Cisco
Proprietary sehingga hanya dapat digunakan pada Router Cisco
·
Melakukan
update informasi terus menerus
· Menggunakan lebih banyak resource router
Jumlah host yang terbatas
3. OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF merupakan
link state routing protocol dimana pemilihan jalur routingnya menggunakan
kondisi link. OSPF akan memberikan harga (cost) untuk setiap
link yang ada. Cost yang memiliki nilai paling kecil akan
dijadikan sebagai acuan untuk menentukan jalur routing.
OSPF
menggunakan algoritma Djikstra untuk menentukan jalur serta
menghasilkan peta topologi jaringan sehingga OSPF akan mengetahui seluruh jalur
yang ada pada jaringan tersebut.
Pada OSPF
terdapat konsep area yang bertujuan untuk
mengurangi penyebaran paket LSA (Link State Advertisment) yang
nantinya akan digunakan untuk bertukar informasi routing update. Terdapat
sebuah area yang harus ada dalam setiap konfigurasi OSPF, yakni area 0 atau disebut area backbone.
Selain area
backbone, kita dapat membuat area kita sendiri, misal area 1, area 15, area 30,
namun area-area tersebut harus terhubung ke area
backbone. Untuk menghubungkan area-area yang kita buat sendiri
dengan area backbone perlu terdapat sebuah router yang berperan sebagai ABR (Area Border Router). Router ini menjadi penghubung
antara area backbone dengan area lain.
Selain ABR, terdepat beberapa fungsi dan peran yang
dimiliki router pada jaringan OSPF :
1)
Internal Router, adalah router
yang keseluruhan interface/linknya terletak dalam satu area.
2)
Backbone Router, adalah router
yang salah satu link atau seluruhnya terletak di area backbone
3)
Autonomous System Boundary Router, adalah router yang salah satu interface/linknya mengarah ke jaringan
yang menggunakan routing protocol selain OSPF.
Kelebihan :
·
Digunakan pada jaringan berskala besar.
·
Mendukung VLSM dan CIDR
·
Tidak memiliki batasan pada hop count (unlimited hop count)
·
Merupakan open standart protocol sehingga
bisa digunakan pada vendor yang berbeda
·
Proses convergence yang
cepat
·
Mendukung mekanisme autentikasi
·
Hanya melakukan update ketika terjadi perubahan
jaringan
- Tidak
menghasilkan routing loop
- mendukung
penggunaan beberapa metrik sekaligus
- bisa
menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar
mejadi beberapa area
- Waktu
yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat.
- dapat
diterapkan di semua router merek apapun
Kekurangan :
·
Mengkonsumsi banyak resource
·
Membutuhkan perencanaan dalam mendesain dan
mengimplementasikannya dalam jaringan
- Membutuhkan
basis data yang besar.
- Lebih
rumit
4. 4. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
Protokol ini menggunakan algoritma “advanced
distance vector” dan menggunakan “cost load balancing” yang tidak sama.
Algoritma yang dipakai adalah kombinasi antara “distance vector” dan
“link-state”, serta menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk
menghitung jalur terpendek.
Distance vector protocol merawat satu set metric
yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. Broadcast-broadcast EIGRP
di-update setiap 90 detik ke semua router EIGRP yang berdekatan. Setiap update
hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk diterapkan pada
jaringan komputer yang besar. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan
masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.
Apa saja sih kelebihan EIGRP? Ini dia diantaranya:
- Melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.
- Memerlukan lebih sedikit memori dan proses.
- Adanya fitur “loop avoidance”
Dan berikut ini adalah kekurangan dari EIGRP:
- Hanya dapat digunakan untuk Router Cisco
5. BGP (Border Gateway
Protocol)
BGP merupakan satu-satunya routing protocol yang
berfungsi sebagai exterior gateway protocol. BGP menghubungkan router-router
yang berbeda AS. BGP terletak di bagian terluar dari suatu AS.
BGP termasuk dalam kategori advanced distance vector, namun kenyataannya dalam
pemilihan jalur, BGP tidak hanya menggunakan acuan jarak, namun juga
menggunakan parameter dan atribut lain yang lebih kompleks. Bahkan ada yang
menyebut BGP sebagai path vector routing protocol karena
BGP tidak hanya menentukan jalur terbaik (best path) tapi juga membentuk
mekanisme routing yang bebas dari routing loop. BGP
sering digunakan untuk koneksi antar ISP. Dalam penerapannya nanti, akan ada
kebijakan-kebijakan antara pihak yang menggunakan BGP, sehingga akan
mempengaruhi konfigurasi dari BGP itu sendiri.
Kelebihan
:
Lebih
powerfull dari routing protocol yang lain karena BGP berfungsi sebagai Exterior
Gateway Protocol
Mendukung
VLSM dan CIDR
Kekurangan
:
Konfigurasi yang lebih kompleks.
6. IS-IS (Intermediate System -
Intermediate System)
IS-IS merupakan link state routing
protocol yang termasuk dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol). IS-IS menggunakan algoritma Dijkstra seperti OSPF untuk
menentukan jalur routing. Pada IS-IS juga terdapat konsep area seperti OSPF,
namun area pada IS-IS berbeda dengan area pada OSPF.
Jika pada OSPF, antar area
dipisahkan oleh interface yang berbeda area, maka pada IS-IS, antar area dipisahkan
oleh link yang menghubungkan router pada area satu dengan router pada area
lain. Dengan kata lain, satu router hanya akan memiliki satu area, namun satu
area bisa terdapat beberapa router.
Selain konsep area, terdapat
pula istilah level pada IS-IS, dimana
terdapat level 1, level 2, dan level 12 (level satu dan dua).
Level 1 merupakan intra-area router yang hanya mengetahui jalur
routing dalam satu area.
Level 2 merupakan backbone router, mengetahui
seluruh jalur routing baik intra-area maupun inter area.
Level 12, yakni router yang menerapkan kebijakan baik
level 1 maupun level 2. Router dengan level 1-2 akan memiliki dua database,
satu untuk level 1, satu lagi untuk yang level 2.
Kelebihan
:
Memiliki
kemanan yang lebih terhadap informasi routing update
Mendukung
VLSM dan CIDR
Proses convergence yang cepat
Scalable
Hanya
melakukan update ketika terjadi perubahan jaringan
Kekurangan
:
Konfigurasi
lebih rumit.
Komentar
Posting Komentar